Suami

Ibu saya pernah bilang, “nanti kalo kamu cari suami, yang bertanggung jawab” dan secara implisit beliau ngingetin untuk hati-hati sama “cowok matre”. Hehe, saya cengar-cengir aja nanggepinnya.

Ibu saya tipical ibu yang nggak pernah mau tau (atau pura-pura nggak mau tau) tentang sisi lain kehidupan anaknya yang udah mulai dewasa, cinta. Kalaupun dia tau saya pacaran dengan siapa atau bahkan kenal dan sering ngobrol sama pacar saya, dia tetep aja dingin dan nggak pernah tanya-tanya masalah hubungan saya sama sesorang itu. Beberapa kali saya alami situasi sulit yang berhubungan dengan cinta, tapi tetep saya nggak pernah berani untuk minta solusi dari ibu saya, jangankan itu, untuk curhat pun saya nggak berani. Walaupun saya ngerasa bahwa saya sangat amat butuh beliau untuk terlibat dalam hal ini. Tapi sampe sekarang, ya masih begitu aja, masih begitu adanya.

Saya agak seneng tiap kali ibu ngasih wejangan buat saya tentang masalah hati yang satu ini, secara beliau jarang banget mau ngomongin masalah beginian. Saya nyadar juga, masalah nikah dan cari suami itu masih jauh lah, masih sangat puanjaang, tapi ibu wanti-wanti mulai dari sekarang. Saya cukup ngerti kenapa ibu bilang begitu ke saya, I guess..

Barusan saya nonton The Pursuit of Happyness, of course my sweet black, Will Smith. Film lama memang, tapi cerita di film itu nggak akan pernah basi sampe kapan pun :). Mendadak barang-barang seisi kamar membisikkan sesuatu, “dapetin suami yang kayak gitu!”. AMIN, saya langsung amin aja, Hehe.

Saya selalu tergila-gila sama Chris Gardner (Will Smith on The Pursuit of Happyness). Pesonanya itu loh, nggak nahan! Coba aja kalo saya dilahrikan 5 tahun setelah dia lahir atau dia dilahirkan 5 tahun sebelum saya lahir (ngarep :p). Laki-laki kayak begitu entah seriusan ada atau cuma fiksi (saya harap beneran ada dan Tuhan membiarkan dia untuk jatuh cinta sama saya, wow). Laki-laki serba bisa, nggak gengsi untuk hidup susah dan melakukan hal terberat sekalipun buat keluarganya. Laki-laki yang nggak nyerah dan rela pontang-panting asalkan keluarganya bisa sedikit aja bahagia, apapun itu, asalkan anaknya bahagia dan dia juga bahagia (karena istrinya pergi cari kebahagiaan sendiri), karena dengan begitu dia yakin kesemuanya itu adalah hal baik yang terjadi.  I fall in love with him, so much! But I think I know well someone who kind a this.. I guess, I have one ;)

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List