Rumah sederhana dengan halaman depan dan belakang, atau samping. Punya banyak jendela dan 1 jendela besar yang bersentuhan langsung sama air hujan, waktu hujan. Nggak perlu luas, impian saya sekedar rumah berukuran cukup tapi letaknya di lingkungan yang saya suka; banyak pohon, jauh dari ramai, udara bagus, dengan landscape gloomy. 
Hal apalagi yang paling diharapkan dari tukang menghayal selain rumah yang nyaman untuk berhayal?

Saya akan berdaster setiap hari. Bikin sarapan nugget setengah gosong dan telur mata sapi yang berantakan, dan keasinan. Siapkan Kamu bekal beberapa tangkup roti untuk ngemil karena saya belum cukup pintar buatkan Kamu makan siang.
Kamu berangkat kerja dan saya urus project dari rumah, sesekali keluar untuk meeting dengan rekan kerja atau bahkan client.
Sore jelang malam saya akan kembali ke dapur. Dengan display resep stand by di handphone dan tempelan notes di segala penjuru dapur, saya akan masak sebisanya untuk makan malammu; kita.
Rasanya yang paling gampang dicoba adalah tumis kangkung atau sayur orak-arik karena beberapa kali saya pernah temani Ibu masak keduanya.

Mungkin setelah bersama Kamu, saya akan lebih banyak berdoa supaya hujan turun saat weekend. Jadinya sederhana; hujan turun, saya buatkan kita minuman tanpa gula, sebungkus Roma Malkist Cracker, dan ngobrol sampai malam di depan jendela. Atau suatu hari, dada atau perutmu akan jadi bantalku saat baca buku, sembari Kamu melakukan hal yang sama.

Di lain weekend, kita bisa rencanakan camping di suatu tempat. Atau jalan jauh tanpa perlu penginapan karena yang pasti kita lakukan adalah menyulap mobil jadi tempat tidur dan parkir di tempat berpemandangan bagus; tidur dengan harapan sinar matahari, berisik ombak, atau kabut dingin bersedia dengan baik hati bangunin kita.

Kelak, saya harus mengurus dua anak kecil sekaligus; yang satu literally anak kecil dan yang satu kekanak-kanakan; anakku dan anakmu dan Kamu. Setiap malam sebelum tidur kita akan selalu ngeributin 1 hal; posisi tidur, siapa di samping siapa.
Voila, hidupku dan hidupmu berubah selamanya.

Akan lain jadinya kalau semesta berkonspirasi membuat mimpi saya jadi nyata; Kamu yang tanpa diduga-duga punya mimpi yang sama dan kita akan jadi the real Wild Thornberrys! Wuhuuuuhhh! 

Dengan uang tabungan yang disiapin jauh-jauh hari, kita bangun van dengan fasilitas cukup untuk bertahan hidup; toilet – dapur – kasur.
Sesaat setelah kita atau salah satu dari kita dapat pekerjaan online dengan pendapatan yang kira-kira cukup, baby, we’ll hit the road!

Rencana A adalah kalau kita beruntung dapat pekerjaan layaknya pekerjaan normal; fixed working hours - well paid, hanya dilakukan secara online.
Rencana B adalah kita yang buat project sendiri; kind of commersial project. Kamu bisa apa dan saya bisa apa, it would be nice to know kita bisa apa.
Dan rencana C, sepait-paitnya rencana, kita lakuin semuanya, literally SEMUANYA; hal-hal yang bahkan nggak tega saya tulis.

Saya akan selalu senang hati untuk diskusi soal rute perjalanan; kemanapun asalkan van bisa masuk. Hari-hari kita bakal penuh dengan pembahasan, atau mungkin keributan, lewat rute mana, pemberhentian mana yang lebih prioritas, Kamu yang yakin dan saya yang nggak yakin atas sesuatu, atau sebaliknya, dan seterusnya dan seterusnya.

Kapan dan apa yang akan buat ini semua berakhir, saya belum tau.
Bisa jadi setelah kita punya anak, mungkin setelah kita cukup tua dan nggak mampu berjalan lebih jauh, atau mungkin nggak ada akhirnya.
Saya cuma ingin berbagi waktu sepenuhnya dengan Kamu dalam kondisi yang berbeda.
Bersama Kamu membagi waktu untuk orang lain yang mungkin butuh kita di suatu hari, suatu ketika.
Menikmati kita dengan cara yang nggak biasa; karena selamanya, buatku Kamu jauh dari biasa.

Aku merasa mimpiku semakin dekat.
Belum pernah sedekat ini.
Aku bermimpi bisa selamanya menulis dongeng.
Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama kamu dan ilustrasimu.
Karena bersama kamu aku tidak takut lagi jadi pemimpi.
Karena hanya bersama kamu segalanya terasa dekat,
segala sesuatunya ada,
segala sesuatunya benar.

(Mon)daydreaming

by on February 20, 2017
Rumah sederhana dengan halaman depan dan belakang, atau samping. Punya banyak jendela dan 1 jendela besar yang bersentuhan langsung sama a...
Jelang akhir Februari.
Apa kabar,
setumpuk rencana?
segudang harapan?
mimpi-mimpi?
Kamu?

Iya, yang paling bawah.
Basa-basi dikit.

Februari udah mau mau kelar tapi masih nggak clear juga mau ngapain.
Mulai kerasa harus banget sih serius bikin target jangka pendek dan jangka panjang.

I don’t know about you, tapi kalo boleh berangan-angan, kira-kira targetnya akan begini..

Since saya nggak suka makan sayur dari jaman bisa ngomong dan protes, maka tahun ini adalah tahun makan sayur. Apapun jenis dan berapapun quantitynya, kalo ketemu sayur, makan!
Termasuk buah. Asli, buah di Total sama nasgor sapi enak deket kosan harganya mahalan buah. Serius.

Awal tahun niatnya membership fitness; orang bijak berkata, layu sebelum ditanam.
Ganti rencana mau beli sepeda. Belom kesampean.
Akhir-akhir ini agak realistis dengan rencana rutin 7 minutes workout. Lumayan, sampai hari ini pernah 1x terlaksana. Please jangan ditoyor, diajak ngopi sambil ngobrol aja gimana?

When you get what you want but not what you need
Suatu hari saya di atas kasur dan ngeliat lantai kamar penuh sama barang belanjaan.
Apa yang harus dilakuin setelah semua hal kamu dapet tapi tetap rasanya kosong?
Yang ini butuh serius; tapi yang pasti nabungnya harus.

Ada sesuatu yang diam-diam menancap akar semakin dalam dan berkembang signifikan dari waktu ke waktu. Bisa sih dipuk-puk, tapi selalu minta lebih pada akhirnya.

Maunya emang maunya.
Nikah, beli van, disulap jadi rumah, cari kerja online, cabut.
Tarif nafas dulu.
Butuh suami yang sama excitednya untuk hal-hal impossible begitu sih. He. He.
Mimpi. Nggak realistis.
You may say i’m a dreamer, but i’m not the only one

Yang paling saya takut adalah kejebak hidup layaknya orang pada umumnya,
sekolah – kerja (apapun, yang penting dapat uang) – nikah – punya anak – tua – meninggal.
Kalo diterusin, saya tau akan bermuara ditempat yang sama.
Hidup lebih dari itu, huh? 

Ada banyak hal yang sebenernya nggak kunjung kejadian. Komit sama diri sendiri ternyata emang yang paling susah. Semangatnya sempet ada, nggak lama, ilang begitu aja.
Nggak bisa bohong memang, orang-orang seperti saya butuh koloni untuk bangun mimpi.
Ada yang nggak lagi bisa seimbang. Ternyata saya nggak pernah benar-benar sekuat itu.

Horee.
Cukup ya. Kalo dilanjut baper.

Initinya adalah,
nggak ada.
Nyesel ga?

P.S. Ng-unfriend teman dari media sosial karena dia mau nikah, upload undangan, foto pre wedd; udah freak belom?
P.P.S Maafkan Viani yang nggak kunjung nulis sesuatu yang berkualitas. Dan bermanfaat.

Omong - Omong

by on February 19, 2017
Jelang akhir Februari. Apa kabar, setumpuk rencana? segudang harapan? mimpi-mimpi? Kamu? Iya, yang paling bawah. Basa-bas...

My Blog List