Nggak tau, nggak ngerti, saya lagi bingung.

Saya kenapa kenapa saya jadi gimana dong kenapa kenapa saya.

Saya cuma lagi nggak tau harus gimana,
Saya yang lagi berusaha bangun setengah mati tiba-tiba dijatuhi durian runtuh. Jlep jlep jlep, durinya nancep di seluruh punggung saya, malah ada duri yang nancepnya lebay, nancep sampe ke hati saya.
Salah saya juga sebenernya, tau itu pohon duren, ngapain juga pake berhenti tarik napas di bawahnya. Tapi nggak juga, itu bukan kebodohan, bukan kesalahan, itu NASIB. Mau gimana lagi? YASUDAHLAH.

Sakiitt..

“air laut, dia pasang, tapi pasti surut”
Saya nggak bisa mengukur seberapa besar saya cinta tempat ini, yang saya tau, ini adalah tempat dimana saya diterima apa adanya.
Lampung, tempat kelahiran dan markas keluarga besar yang biasanya hanya saya jamah waktu mudik lebaran. Ini tempat segala tempat, tempat saya lahir, tempat masa kecil saya, dan tempat dimana saya ngerasa nyaman terlindung.

Barusan saya duduk-duduk di teras rumah mbah. Saya cuma sibuk nikmatin langit sore kemerahan di depan mata saya.



Otak saya bereaksi nggak bisa diem. Rasa Lampungisme saya bangkit (lebay to the max!) dan berlanjut ke pikiran-pikiran selanjutnya. Besok saya balik ke Bandung, ninggalin tempat ini sampai setahun ke depan. Saya nggak pernah tau gimana cara meredam rindu (bbzzzz), tapi saya bisa melakukan 'meredam rindu' itu dengan baik selama ini. Bandung, berarti kuliah, berarti tugas, praktikum, begadang, dan segudang rutinitas yang menjemukan. Sedangkan disini, jiwa saya berasa padang pasir yang dihujani es (bahasanya sampah bgt yak), adeeem banget.. this is where I belong kali ya..
Walopun disini nggak ada mall (mall nya jauh buanget!), nggak ada tempat hiburan yang menghibur (bumi dan langit sama Bandung deh), nggak ada tempat kongkow kongkow nongkrong ABG labil gaol geto (hello?!%$&*), tapi nyamannya lebih dari tempat ternyaman sekalipun di dunia.

Sekarang, yang saya tau, besok pagi saya kembali ke Bandung dan baru tahun depan (insyaallah) balik lagi kesini. Satu hal yang sebenernya selalu nggak ingin saya pikirkan, 'apa taun depan saya bisa balik lagi kesini?'. Saya terlalu takut kehilangan tempat ini, tempat dimana saya diterima apa adanya, lebih dari tempat ternyaman sekalipun di dunia.

Mungkin agak berlebihan ya, wong mau balik setelah mudik aja kok sampe ditulis begini. Hehe. But there’s something I must say, something I can’t explain about how I’m feeling, it’s so deep, a feeling they called, missed before losing
...

Pekalongan-Lampung, 14 Sept 2010,
18.34 PM

Place Where i Belong

by on September 15, 2010
Saya nggak bisa mengukur seberapa besar saya cinta tempat ini, yang saya tau, ini adalah tempat dimana saya diterima apa adanya. Lampung, te...
Kita harus bijaksana terhadap segala kemungkinan, termasuk kemungkinan paling nggak mungkin sekalipun. Tapi hati-hati, buatlah kemungkinan anda masing-masing! Karena bisa jadi kemungkinan orang lain bentrok dan membahayakan, namanya kemungkinan memang bisa bener bisa nggak, tapi dari kemungkinan akan muncul kenyataan yang biasanya nggak jauh-jauh dari kemungkinan.

Mungkin,
Saya akan jadi lebih kuat karena dia pergi dan tak pernah kelihatan lagi,
Tapi mungkin juga, saya akan bisa jadi lebih nggak kuat karena dia nggak pergi dan selalu ada disini.

Mungkin,
Dia termasuk jutaan orang di dunia yang nggak menyadari seberapa dicintainya dia sama seseorang,
Tapi mungkin juga,
Dia adalah satu-satunya orang yang bisa mencintai tanpa harus membuat sadar orang yang dicintai

Mungkin,
Saya yang akan menangis saat mendengar kalimat ‘takkan ada aku lagi’
Tapi mungkin juga,
Dia yang akan menangis ketika sadar mengucapkan ‘takkan ada aku lagi’

Mungkin,
Ini semua menjorokkan KITA ke lorong waktu yang tidak berbatas,
Mungkin,
Ini hanya akan membuat bumi mengorek habis isi perutnya,
Mungkin,
Ini episode yang seharusnya nggak pernah diketahui

Tapi mungkin juga,
Ini semua adalah kata yang belum sempat terucap,
Tapi mungkin juga,
Ini ilusi sesaat yang mengembun di permukaan kaca,
Saya berikan satu hal yang pasti,
Ini adalah bagian tersulit untuk dikatakan.

Pekalongan, Lampung
13092010

Mungkin

by on September 15, 2010
Kita harus bijaksana terhadap segala kemungkinan, termasuk kemungkinan paling nggak mungkin sekalipun. Tapi hati-hati, buatlah kemungkinan a...
Kita memang nggak selalu dibuat mengerti terhadap apa yang terjadi bahkan pada diri kita sendiri. Kadang justru kita yang bingung, sebenernya ini gimana sih?


Oke, buat para lelaki, saya berbaik hati membagikan TOP secretnya wanita (of course, me too :p). Wanita adalah mahluk plin plan yang paling sok nggak plin plan. Kita bahkan nggak tau apa yang sebenernya kita cari dan kita inginkan.

Daniel Connelly: What do women want?
Holly Kennedy: [whispering] We have no idea what we want.
Daniel Connelly: I knew it!
P.S. I Love You

Statement saya tentang plin-plannya wanita sama sekali bukan karena quotes di atas. Tapi itu yang nyatanya saya dan wanita-wanita umumnya rasakan. Nggak percaya? Silakan jadi wanita :P

Segala sesuatu terjadi tanpa atas nama, terkumpul sedikit demi sedikit, menyesaki, memenuhi, dan selanjutnya mengeras. Hati pasti tau, tapi kita belum pasti tau. Kenapa? Karena kita bukan hati, kita hanya memiliki hati (yaeyalah :p)

“Saya masih terbawa ombak, tapi dengan (sok) gagah beraninya saya balik melawan arus dengan harapan ombak lain menyambut tubuh saya dengan lebih ramah”

Beberapa hari lalu muncul di otak saya ‘menggila saat tergila-gila’. Ngerti nggak sih? Oke, mungkin cuma saya yang akan ngerti, dan Tuhan :)

Pekalongan, Lampung
13092010

Menggila Saat Tergila-gila

by on September 15, 2010
Kita memang nggak selalu dibuat mengerti terhadap apa yang terjadi bahkan pada diri kita sendiri. Kadang justru kita yang bingung, sebenerny...
Barusan saya flashback dengan buka-buka lagi video rekaman saya sekitar setaun lalu. Video-video itu isinya full curhatan saya mulai dari masalah A sampe masalah Z. Nggak ngerti deh tuh kenapa saya bisa sebegitu narsisnya untuk ngerekam curhatan saya dan nyanyi-nyanyi galau ala marshanda (haha).

Setelah balik lagi liat semua video itu, saya ngerasa ada hal besar yang harusnya selalu saya inget, tahun lalu, sepanjang tahun 2009 adalah tahun yang paling susah buat saya, jungkir baliknya saya ngejer ini itu, kebanting sana sini karena hanya gagal yang saya rasain sepanjang hari, plus plus beberapa hal yang juga jadi pelengkap penderitaan saya (lebay :p), ibarat sudah jatuh ketimpa tangga terus pas mau bangun kepleset lagi lagi dan lagi, tahun lalu adalah puncak dari semua labil dan galaunya saya. Sekarang, ketika saya balik lagi ‘kesana’ saya bener-bener ngerasa puas, puas bahwa saya bisa handle beban-beban berat yang dateng beruntun tumpuk-tumpukan dan harus saya pikul sendiri, saya bangga sama diri saya.

Mungkin ini saatnya (lagi) saya post tulisan yang setahun lalu saya tulis (waktu saya nunggu-nunggu pengumuman apakah saya akan jadi mahasiswa ITB atau nggak), yang saya save di laptop dengan judul “akan di tampilkan di blog setelah lolos ITB taun ini amin”. ‘Kenapa harus nulis beginian? Padahal kan belum pasti saya masuk ITB? Ke-PD-an banget?’ kenapa saya tulis? Karena dari sekian banyak gagal sebelumnya, saya percaya bahwa ITB menjawab keoptimisan saya (nyatanya, nggak juga. Mungkin bener saya ke-PD-an).

Harusnya tulisan ini nggak bakal pernah saya post di blog karena faktanya sampai hari ini saya nggak menjadi mahasiswa ITB, hehe. Tapi satu hal menyadarkan saya bahwa “semua itu udah ada jalannya, kita cuma bisa berusaha, sekeras apapun usahanya, klo bukan jalannya tetep ga akan dapet, klo ga dapet brarti memang kita sudah dipersiapkan untuk hal lain. Jalan yg lain itu bisa jadi karena kita akan berkembang di situ ato kita punya sesuatu yang membuat perubahan yg besar disana” (terima kasih banyak, kata-kata ini jadi pondasi saya untuk membangun bangunan baru).

Oke, sebelumnya tulisan yang seharusnya nggak bakal pernah saya post di blog ini pernah saya post dalam rangka menyenangkan diri saya sendiri. ‘Loh kenapa pernah di post? Kan nggak masuk ITB?’ Karena saya YAKIN bahwa (sekali lagi) “semua itu udah ada jalannya, kita cuma bisa berusaha, sekeras apapun usahanya, klo bukan jalannya tetep ga akan dapet, klo ga dapet brarti memang kita sudah dipersiapkan untuk hal lain. Jalan yg lain itu bisa jadi karena kita akan berkembang di situ ato kita punya sesuatu yang membuat perubahan yg besar disana”

Oke, ini dia, 
‘akan di tampilkan di blog setelah lolos ITB taun ini amin’

-Sebenarnya, saya sangat takut untuk bicara tentang hal ini-

Gagal itu bukan pilihan. Gagal itu keadaan.
Satu keyakinan yang nggak akan pernah runtuh, bahwa seseorang belum gagal sebelum dia berhenti berusaha.

Ketidakmampuan seseorang itu hal lumrah kan? Namanya juga manusia.
Yang penting disini, bagaimana kita menyikapi ketidakmampuan sementara kita supaya semua membaik dan nggak menjadi gagal.

Kalo ini hanya sebuah omongan, -apalagi keluarnya dari saya, seorang anak kecil, yang masih bau kencur, yang di anggap orang lain belum tau apa-apa, belum banyak pengalaman, dan baru bisa ngomong doang-, saya terima untuk di caci maki orang-orang dewasa.
Saya juga pernah frustrasi kok. Saya pernah nangis, pernah loyo, pernah hampir marah sama Tuhan, hampir nyerah karena ditolak sama beberapa universitas, ah.. semuanya. Saya juga manusia.
Tapi satu hal penting yang saya tangkep dari banyak banget hal yang memuat saya uring-uringan, nangisin berbagai kebodohan saya sendiri, dan frustrasi beberapa bulan ini,, saya mendapatkan sebuah pendewasaan oleh diri sendiri.
Pada akhirnya, setelah sampai di titik puncak perasaan gagal, bodoh, kalah, ga bisa apa-apa, putus asa, sampe hampir stress, saya sadar bahwa semua hal yang saya dapatkan adalah keadaan, sama sekali bukan pilihan saya, yang memang harus saya terima, karena itu memang untuk saya, karena saya, dan rezeki saya.
Ada hikmah setelah semuanya.
Bisa menyikapi kegagalan dengan lebih bijak. Gagal bukan lagi kesedihan, tapi pelajaran mental yang sangat penting untuk melanjutkan perjuangan. Bukan berarti saya menjadikan diri saya untuk siap akan kegagalan, tapi saya menjadi lebih berani untuk maju bertarung, karena, saya sudah tau sakitnya jatuh setelah gagal.

Manusia sangat baik dalam satu hal, tapi TIDAK dalam semua hal.
Akan ada saat dimana kita menjadi seorang yang diakui karena kemampuan kita.
Jangan nyerah dan merasa kalah karena ketidakberhasilan kita di saat kemarin, tadi pagi, ato beberapa jam yang lalu.
-saya pun berusaha-

Tuhan nggak diam.
Roda itu berputar.
Jika kita bisa bijak menyikapi kegagalan dan ketidakmampuan, semoga keberhasilan yang jauh lebih baik yang akan menutup usaha kita. Amiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnn.

Hehe, that’s it. unyuunyu gimana gituu..
Banyak buanget kegalauan lain yang nggak tersampaikan dan nggak disampaikan karena nggak mungkin abis lah ya kalo harus dijembreng semua disini, segala sesuatu yang pastinya ’terlalu indah untuk dilupakan ~ terlau sulit dikenangkan’ (gubrak!).

Allah selalu benar, setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
Just face it, face it bravely and you’ll get so much wonderfull tomorrow :)

Pekalongan, Lampung
12092010

Flashback (lagi)

by on September 15, 2010
Barusan saya flashback dengan buka-buka lagi video rekaman saya sekitar setaun lalu. Video-video itu isinya full curhatan saya mulai dari ma...
Saya jamin tiap orang punya hak pembenaran atas dirinya masing-masing. Apa hal-hal kecil macem begini nggak lagi terpikirkan sama mereka yang ngerasa orang lain itu salah? 
Saya tau kebenaran itu menyakitkan, tapi kebenaran itu mutlak benar, jauh lebih baik dibanding mengaku salah dan apalagi mengaku benar. Kalau aja tiap manusia bisa jadi apa adanya, bicara apa adanya, dan memperlakukan sesuatu sesuai dengan kondisi bagaimana adanya..

Dulu, saya sering banget bilang 'i need you to control me' sama beberapa orang yang saya rasa bisa ngontrol saya. tujuannya simple, supaya suatu saat ketika ada hal yang harus diselesaikan, saya dan pasangan saya bisa satu suara, that’s it. Oke, saya ABG LABIL, mumpung masih muda, saya sadar saya harus belajar untuk terbiasa terkontrol. Kelak kalau saya jadi orang dewasa dan jadi orang tua, saya nggak mau anak-anak saya bertanya ‘siapa yang salah dan siapa yang lebih salah’.

Dear dad, you might often make us hurt, but one which you should know if we will always love you, even hurt our families, you are given the greatest gift that god created us. I may love with lot of man in the future but in the end let me remind you that no matter what happen you will be the best guy for me. I love you until forever ends.

Dengan gemuruh yang entah bagaimana, tangan-tangannya mengadah ke atas dan seketika itu juga wajahnya menunduk “Ya Allah, semoga ibu sama bapak nggak berantem lagi”

My Blog List