Sering dan gampang banget ditemuin, jealous, cemburu.
Biasanya muncul saat kita ngerasa ada sesuatu yang lebih dari kita dan berpotensi untuk ngerusak every joy yang kita punya. Biasanya muncul akibat kekhawatiran berlebih, bisa jadi juga karena ada dukungan peristiwa yang pernah lewat.
Jealous, cemburu, adalah hal wajar dan manusiawi, karena kita berhak mempertahankan apa yang kita suka dan menjaga kebahagiaan.

Jealous, cemburu, gunakan sebaik-baiknya. Jealous yang baik bukan karena kita ngerasa terusik sama sesuatu yang dirasa lebih daripada kita, tapi karena kita bisa memastikan kalo kita bisa ngejaga lebih baik apa yang kita punya dibandingkan kalo orang lain yang melakukannya. 


Jealous

by on June 25, 2011
Sering dan gampang banget ditemuin, jealous, cemburu. Biasanya muncul saat kita ngerasa ada sesuatu yang lebih dari kita dan berpotensi un...
Yak, terkadang saya ngerasa kalo saya sangat tidak beraturan. Kenapa? Saya bisa jadi anak kecil sekecil-kecilnya dan dalam beberapa keadaan juga bisa berubah jadi power ranger yang membela kebenaran dan keadilan *kan??!

Hahaha. Maksudnya gini, saya bisa jadi manusia paling nggak jelas sedunia, yang tiba-tiba kena #7iconsyndrome, manja-manja kayak anak kecil, betingkah laku aneh kayak koala kelaperan dan sebagainya. Tapi di sisi lain, saya juga bisa serius seserius-seriusnya, saya bisa menganalis lingkungan saya, saya bisa professional, saya bisa jadi ketua pelaksana perekrutan assisten baru dan saya bisa jadi ketua pelaksana kuliah umum selama 6 kali *ehem. 
Padahal …. Ya, saya seringkali nggak jelas dan so silly :s

Saya sendiri bingung kok.

Orang yang baru kenal mungkin nggak akan tau kalo sebenernya saya punya 2 dunia yang beda banget dan menjalani itu secara bersamaan. 5 menit yang lalu saya masih keranjingan 7icon ‘ga ga ga kuat sama playboy palayboy’ sampe mungkin orang lain kesel liat saya dengan celotehan itu. Tapi 2 menit aja dari situ, saya tiba-tiba balik jadi blogger untuk menceritakan ke amat tidak jelasan saya barusan. How caaaannnnn :s

Satu hal yang patokan buat saya,
Kedewasaan nggak bisa dipastikan dari bagaimana tingkah laku seseorang, jauh dari itu, kedewasaan dipastikan dari cara berpikir seseorang ;)

Ridiculous

by on June 06, 2011
Yak, terkadang saya ngerasa kalo saya sangat tidak beraturan. Kenapa? Saya bisa jadi anak kecil sekecil-kecilnya dan dalam beberapa keadaan ...
Oke, saya nggak tau apa yang terjadi, bangun tidur dan tiba-tiba pengen nulis. Langsung ambil laptop, setel musik, dan nulis tanpa mau melepaskan selimut *oooouuuccchhh*

#np - Our first time (Bruno Mars)

Nulis apa ya? Hahaha. Seketemunya aja deh :P
Iseng-iseng buka blog nya Raditya Dika dan saya nemuin something ‘emmh’ di postingan dia yang udah lama banget.
One of my favourite part, here it is:

Now, this is the problem. Saya takut menulis tentang cinta. You know, tulisan tentang cinta, adalah tulisan yang paling susah untuk ditulis. Karena, sangat susah menulis tentang cinta tanpa terlihat dangdut, corny, atau downright menya-menye. Saya tidak ingin tulisan yang saya buat jadi terlihat seperti surat cinta mbak-mbak dan mas-mas pembantu rumah: “Kalau kamu jadi madu, aku jadi lebahnya.” Hoek. Atau, “Kalau kamu jadi kumbang, aku jadi sepedanya… sepeda kumbang.” Dobel hoek.
For me, what I have with you now, lebih dari analogi yang melibatkan serangga.
Hmmmmm…
Tapi kalau mau dianalogikan, let me get a shot: falling in love with you is like prasmanan tanpa pernah terpuaskan. Semua detail-detail sifat yang kamu tawarkan: quirkiness kamu, ketidaklaziman kamu, kemengertian kamu terhadap keanehanku (begitu pun sebaliknya), seperti di tawarkan dalam piring-piring buffet dengan silver platter yang menyala rapih. Dan kuambil. Kukonsumsi. Namun, aku masih kelaparan. Lalu kuambil, kukonsumsi kembali. Dan aku, tetap kelaparan. Saya bisa menyalahkan ini kepada sifat aku yang menagih -dan tidak pernah puas-, atau kepada kamu yang terus menawarkan cita-rasa yang tak kunjung habis. Atau, kepada keduanya. I can only sum it up: I. Can’t. Get. Enough. Of. You.
Tuh kan. Maybe I can’t find cool analogies, pretty metaphors, or write a lovey dopey poem (you know, yang kayak “ketika langit tak berbintang, maka aku..”. Damn, Triple hoek dengan cuh), I definitely can’t write music. I’m a comedy writer, therefore I’m not even good with words for these kind of things.
So, I’m gonna make this ultra-simple, the most primitive form of telling how I feel: “I love you”.
And I love being with you! I love your giggle, your silly grin, your energetic story-telling (with your hands waving aroud), your sharp bitchiness. I love our awkwardness when our hands meet, and the fact we act it cool.Oh and I love the way you walk, the way you dance, the way you sing (god, the way you sing make angels sound like Doraemon!) and how you apply your personality in a paste. I love the look in your eyes when you showed me those MJ videos, Bruce Lee interviews, those reflective eyes, longing for perfection, filled with deep thoughts and ambitions. The ambitions that I share. The way of thinking that I understand. The unconventional person, you are. You are the odd-shaped jigsaw puzzle that I’m looking to fit. And you completed me.

What a words ;D
Yak, that’s one which can explain how I feel actually, *thx dika!*
So, write what you feel. Safely done. No insects involved. ;)

‘F.A
June 5th, 2011

No insects involved

by on June 06, 2011
Oke, saya nggak tau apa yang terjadi, bangun tidur dan tiba-tiba pengen nulis. Langsung ambil laptop, setel musik, dan nulis tanpa mau melep...
He Does

Maaf kalo ternyata postingan yang ini adalah 100% CURHAT. Hehe. Saya cuma pengen cerita aja tentang pacar saya yang preman tapi kayak anak bayi unyu-unyu, a guy called DYO a.k.a DYO FITNESS :P

Oke, ini tentang pacar saya yang belagu, rese, dan selengean abis #serius! Paling to the point dan nggak ragu untuk ribut kalo dia ngerasa nggak suka sama suatu kondisi, dan paling nggak bisa kalo “perempuan-perempuannya” diusik sama orang lain (he cares us so much, his mommy, his sister, and i).

But beside all that, buat saya, dia tetep a little old mature boy yang bisa berwibawa dan unyu-unyu sekaligus.
J Dia yang selalu bilang “kamu cantik” sekucel apapun keadaan saya
J Selalu gandeng tangan saya dan marah2 kalo saya lepasin
J Dia yang selalu nyanyi-nyanyi di depan saya
J Panggil saya yong, sayang, sweetheart, darl
J Yang selalu bilang ‘sayang kamu’, ‘love ya’, and a silly one ‘give me a chance’ :P
J Yang lucu banget kalo lagi jealous
J Yang ngenalin saya sama keluarga besarnya dan selalu ngajak saya ke acara keluarganya
J selalu ngasih funny jokes, stupid jokes kapanpun dimanapun
J Yang berubah jadi manja meong-meong kayak anak kecil dan cute banget kalo pengen sesuatu
J ngasih pahanya untuk saya tiduran
J yang hobi minta maaf walaupun itu sebenernya bukan kesalahan
J Yang rela jauh-jauh Kopo–Padasuka buat jemput saya
J Dia yang meluk saya ketika nangis
J Yang sering coret2 tangan dan buku saya dengan tulisan ‘DYO GANTENG’
J selalu ngalah kalo lagi marahan
J Dia yang sangat bijaksana ngehadapi ‘batu’ nya saya
J Yang suaranya tetep rendah waktu saya marah-marah dengan suara tinggi
J Yang ‘treat me the same around our friends as he does when it just us’
J yang selalu main ‘jari-jari’ dan ketawa-ketawa saat kita berdua lagi diem dan nggak ada kerjaan
J selalu ngasih notes buat saya
J yang marah-marah kalo saya pulang nggak pake jaket
J marah-marah kalo saya makan pedes

And much other sweet things :D :D :D :D

THANK YOU MR. ARDHITYO ;)
X.O.X.O

He Does =D

by on June 03, 2011
He Does Maaf kalo ternyata postingan yang ini adalah 100% CURHAT. Hehe. Saya cuma pengen cerita aja tentang pacar saya yang preman tapi kay...
2 hari lalu saya dapet kesempatan ikut nyeleksi assisten baru untuk laboratorium kampus. Pas wawancara, saya antusias banget masalah keterbukaan seseorang sama lingkungan sekitarnya, menurut saya itu juga berarti bagaimana perilaku dan kebiasaan sosial dia, dan sejauh mana dia melebur dengan lingkungannya. Beberapa dari mereka cenderung tertutup, nggak suka curhat, bahkan ada yang sulit untuk sharing sekalipun, lebih suka diem, mendem, dan nge keep masalah sendiri.

Ada masalah apa dengan sharing?
Saya pribadi ngerasa butuh banget seseorang untuk mendeskripsikan apa yang saya pikirkan ketika ada hal nggak beres yang saya rasain. Buat saya sharing itu penting gilaak, ngebandingin ungkapan pikiran kita dengan ungkapan pikiran orang lain supaya kita bisa dapet pandangan baru dari suatu kasus, untuk bahan mikir lebih lanjut sehingga otak kita berkembang dan nggak stagnan, nggak nguprek di situ-situ aja, biar nggak kolot, nggak primitive.

Kenapa justru ada yang sulit untuk sharing?
“Kenapa sih jarang sharing sama temen atau sama keluarga?” pertanyaan ini dijawab tapi nggak dijawab “Ya nggak mau aja, teh”
Asumsi saya, mereka krisis kepercayaan. Mereka kurang percaya sama orang-orang sekitar mereka, apakah orang lain cukup kompeten,  apakah omongan orang lain bener atau nggak, apakah nantinya orang lain itu akan menjaga apa yang pernah mereka bicarakan, dan banyak lainnya.

SHARING
Bukan hal menakutkan untuk dilakukan. Juga sama sekali nggak merepotkan.

THERE’S A WHOLE WORLD OUT THERE
seize every opportunity to see it.

Sharing adalah salah satu jalan untuk ngebuka mata kita terhadap banyak hal yang belum pernah kita temui, hal-hal yang belum pernah kita rasakan. Sharing membuat kita berimajinasi tentang sesuatu yang mungkin terjadi, yang mungkin kita lakukan, terhadap apa yang kita pikirkan, tentang pemikiran dari berbagai sudut pandang yang menghasilkan macam-macam gambaran. Sharing adalah memvisualisasikan sesuatu, membuka lebar jendela, untuk merangsang otak kita bergerak dan mencari celah-celah baru dalam berpikir dan mengambil keputusan.

TELL YOUR STORY, someone wants to hear it.

Sulit sharing karena sulit percaya? Give a trust. You learn to trust by daring to try. So, GIVE A TRY.






Everything and everyone is teaching something. 
Be willing to learn.
@TonyGaskins


Tell Your Story

by on June 03, 2011
2 hari lalu saya dapet kesempatan ikut nyeleksi assisten baru untuk laboratorium kampus. Pas wawancara, saya antusias banget masalah keterbu...

My Blog List