Seorang bapak, atau boleh juga disebut kakek, menyebrang di jalanan besar yang ruwet dengan lalu lalang kendaraan, sendirian tanpa dibantu siapapun.
Tangannya diam di samping kanan kiri badannya, hanya matanya yang bicara, “Hey..pelan-pelan. Aku Kakek Tua mau lewaat sebentar..”.
Rambutnya putih semua. Dengan kemeja putih bergaris, celana kain warna krem, dan sepatu santai warna coklat.
Kulitnya putih keriput, matanya sipit, bisa dipastikan dia orang tionghoa.
Saya berhenti waktu kakek itu mulai jalan di depan kendaraan saya.
Matanya sayu. Dahi sama pipinya keriput.

Hmm. Dulu di zamannya, pasti banyak perempuan yang suka kakek itu.
Kakek itu mungkin dulu ABG yang suka tebar pesona di depan temen-temen perempuannya. Ato..dulu kakek itu pahlawan, entah pahlawan apa dan ngebela siapa. Ato mungkin juga, kakek itu punya istri yang cantik, yang menikah dengan baju pengantin serba putih, dan selalu gandeng tangan istrinya ketika jalan-jalan, belanja, ato muter-muter di mall.

Loh kok bisa berpikiran kaya begitu?
Haha.
Nggak tau juga yaa.. kakek itu inspiring banget :)
Entah apa yang bikin menarik, tapi beliau punya wibawa. Dan wibawanya beliau yang berhasil menarik saya buat terus berpikir dan melanjutkan narasi ala saya tentang beliau.
Hahaha.

*ati-ati yaa kakek cina yang putih yang sipit :)

Kakek-kakek Cina

by on January 14, 2010
Seorang bapak, atau boleh juga disebut kakek, menyebrang di jalanan besar yang ruwet dengan lalu lalang kendaraan, sendirian tanpa dibantu s...
Selalu muncul banyak pendapat secara mendadak dalam pikiran saya tiap kali saya berhenti di perempatan lampu merah di bawah jalan layang.
Satu mahluk –entah harus disebut bagaimana- yang pasti nongol dan nggak pernah absen, selalu bawa tas jinjing yang diapit di ketiak, kecrekan tutup botol, baju mini yang itu-itu aja, rambut pendek blonde, bibir merah tua, sandal jepit, dan lengan-betis kekar nan hitam legam.

Pagi-siang-sore pasti ada disitu.

Setelah cape muter-muter ngumpulin recehan, dia duduk di sela-sela tanaman di bawah jembatan layang. Dan woooow..duduknyaaaa…buseeeet deh.. itu pake rok mini, tapi duduknya ‘kemana-mana’. Yaa ampunn.. tetep santai duduk ‘lebar’ sambil nebelin bedak ato pake lipstick. Sempet beberapa kali liat dia duduk sambil ngobrol sama ibu-ibu sesama pencari uang dijalan, yang selalu bawa anak bayinya buat minta recehan di lampu merah. Sama, ibu-ibu itu selalu ada di lokasi yang sama dengan tempat mangkalnya si itu mahluk no woman no man a.k.a banci.

Ok. Satu hal yang bikin saya bertanya-tanya, “sampe kapan dia akan begini?”.
Keliatan banget dari raut mukanya, dia cape untuk begini. Dia muak dengan keadaan dia saat ini. Maaf, bukannya saya seneng merhatiin banci lho ya, tapi karena jalanan itu adalah jalan tempur saya sehari-hari buat menuju kampus.

Yak. Lanjut.
Sampe kapan dia terus kaya gitu? Bener-bener nggak terawat. Nggak sebanding juga dengan apa yang sudah dia lakukan untuk dapet krincing recehan dari belas kasiannya orang-orang.
Dia udah cukup tua. Badannya kurus. Item legam. Tapi otot tangan dan betisnya lumayan.
Apa iya nggak ada keluarga yang bisa narik dia dari sana?
Apa nggak ada keinginan untuk berhenti dan kemudian usaha buat cari makan dengan cara yang lebih baik?
Apa iya masih betah jadi seperti itu?
Apa nggak pengen rehat?
Sampe kapan terus kaya gitu?
Tuhan.. bener-bener nggak tega. Tapi mungkin itu cara hidupnya dia. Cara hidup yang sudah dinikmati dia, walaupun miris untuk diliat.
Kadang muncul niat untuk bisa sharing dengan mereka. Sekedar ngobrol-ngobrol dan berbagi, bukan untuk mengorek latar belakang dan mau ikut campur urusan mereka. Tapi kok yaa rasanya nggak ada keberanian, takut malah salah langkah dan nggak bisa berbuat apa-apa.

'no woman no man' di bawah jembatan layang pasupati,
"Entah kenapa saya punya simpati yang besar terhadap hidup kamu.
Orang-orang seperti kamu yang membuat saya dan banyak orang lainnya mengerti tentang seberapa berharganya tiap hal kecil yang kami punya.
Orang-orang seperti kamu yang membuat ‘mereka’ jadi orang-orang besar dan punya banyak hal untuk dibanggakan.
Kamu dan sekitarmu, inspirasi hidup yang nggak akan pernah mati.
Minyak yang membakar api kehidupan orang-orang disekitarmu, yang sama sekali nggak peduli akan kamu, dan bahkan melecehkan kamu.
KAMU GURU SEJATI DARI HIDUP SEHARI-HARI.
PEMBELAJAR TANGGUH DI INSTITUT KEHIDUPAN
Yang bahkan tanpa congkak dan banyak tuntutan,
KAMU SEBENARNYA HEBAT!"

*banci jalanan*

Banci jalanan

by on January 14, 2010
Selalu muncul banyak pendapat secara mendadak dalam pikiran saya tiap kali saya berhenti di perempatan lampu merah di bawah jalan layang. S...
Alhamdulillahirobbilalamin :D
Berusaha untuk lebih bersyukur dengan segala yang sudah dicapai dan dimiliki.

Misteri Tuhan bukan tebak-tebakan. Misteri Tuhan bukan taruhan.
Misteri Tuhan adalah sesuatu yang pasti, fleksibel, dan penuh keuntungan.

Nggak harus menuruti apa maunya manusia, karena Tuhan sudah punya rencana sendiri. Rencana yang maksudnya baru akan diketahui manusia kelak saat manusia itu berpikir.
Saya, dengan semua milik dan pencapaian saya, sempat nggak mau menjadi seperti ini.
Sempat nggak nerima. Nggak luput dari ngeluh dan penuh celotehan “coba ajaa kalo aku..”.
Ternyata salah. Salah besar semuanya.
Ini maksudnya Tuhan.
Ini jalan dari semua rencana Tuhan.

Walaupun saya nggak tau akan bagaimana lagi selanjutnya, di titik ini saya sungguh bersyukur. Karena Tuhan mengajarkan saya untuk lepas dari gengsi dan arogansi, Tuhan mengajarkan saya untuk memegang kendali hati, meredam emosi sendiri, dan belajar untuk menggali pemahaman dari setiap sisi.
Percaya, apapun kondisinya, setelah diusahakan, semua adalah milik Tuhan, semua adalah jalan dari Tuhan.

Allah itu baik banget.
Apapun yang akan terjadi nanti, yang saya tau sekarang, saya mengerti maksudnya Tuhan. :)

Ini maksudnya Tuhan

by on January 14, 2010
Alhamdulillahirobbilalamin :D Berusaha untuk lebih bersyukur dengan segala yang sudah dicapai dan dimiliki. Misteri Tuhan bukan tebak-teb...
Karena aku punya duniaku sendiri
Aku punya warna-warniku sendiri
Aku punya kemilauku sendiri

Aku bahagia. Aku puas
Bukan untuk teriak meledak biar semua orang tau
Bukan untuk menghibur diri sendiri seperti kata orang sok tau
Tapi menikmati hidupku dengan cara-cara yang aku tau

Nggak semuanya berubah jadi buruk. Nggak semuanya useless. Aku belajar banyak. Aku belajar sabar. Belajar mengerti, menghargai, dan bersyukur dengan ribuan cara penentram hati, yang diramu sendiri, disedu sendiri, dan diminum untuk obati diri sendiri. Dan yaa.. that’s work.

Tuhan nggak inginkan aku untuk jadi individu lemah. Dia sayang sekali aku.
Aku bukan diciptakan untuk jadi peratap nasib. Aku bisa bangkit! Tanpa rintihan air mata memelas yang bisa merayu orang, aku bangkit dengan kekuatan yang aku bangun perlahan-lahan, walau dengan terseok-seok dan penuh perasaan gondok.

I’m a boss of my life.

i'm a boss of my life

by on January 07, 2010
Karena aku punya duniaku sendiri Aku punya warna-warniku sendiri Aku punya kemilauku sendiri Aku bahagia. Aku puas Bukan untuk teriak m...
Salah nggak sih aku menulis hal ini –lagi- ?
Sudah bermanufer terlalu jauh.
Semua nya beda.
Aku hilang dalam sesuatu. Sesuatu yang sama sekali bukan aku.
Apa benar sekarang seperti ini?
Apa semua ini akibat?
Dari ego yang membunuh pelan-pelan. Dari depresi yang belum selesai. Dari waktu yang berjalan terlalu cepat.

Ada hati yang kemudian berjalan mengikuti ego dan dunianya. Semuanya hilang dan tidak lagi peduli bahwa sesuatu terengah-engah mengikuti larinya di belakang. Walaupun sesuatu ini mungkin nggak pernah disadari, tapi belum terlambat untuk terus lari dan mengejar, meskipun pada akhirnya ini nggak akan pernah berguna.

Tembok hanya bisik-bisik. Dialog nggak penting antara lemari dan gagang pintu. Heboh.
Mereka tau. Mereka pernah tau.
Sudahlah.
Toh tokoh utamanya pun sudah pada bubar dan pulang masing-masing.
Mau bicara apa lagi?
Cerita begini nggak berguna dan nggak akan pernah usai.
Masih mau dilanjutkan?

Bodoh.

ya?

by on January 07, 2010
Salah nggak sih aku menulis hal ini –lagi- ? Sudah bermanufer terlalu jauh. Semua nya beda. Aku hilang dalam sesuatu. Sesuatu yang sama s...
Mmmm.

Hehehe. Sebenernya nggak tau apa yang terjadi sama diriku sendiri, tapi kok sekarang jadi mulai ada perhatian sama penampilan ya??

Orang-orang deket aku sama sekali nggak pernah protes dengan penampilan aku, yang emang aku banget, yang menurut aku nyaman, dan sedikit cuek dengan keadaan yang lain-lainnya. Nggak terlalu mikirin cocok apa nggak, pas sama penampilan temen jalanku apa nggak, pokoknya bodo amat deh.. yang penting aku nyaman, dan aku suka.
Kaos-jeans-sendal. Sempet banget jadi favorit. Kemana-mana begitu (kecuali buat acara2 formal, ya nggak begitulah :p). Nggak peduli mo jalan kemana, orang lain dandannya kaya apa, ya aku begitulah adanya.

Setelah mulai kuliah, rada berubah ni. Cuma dikit sih, yang dulunya pake sandal kemana-mana (bukan di gendong kemana-mana lhoo :p), sudah mulai ganti jadi slalu pake sepatu. Hoho. Kemajuan. Tapi tetep.. ke kampus tuu kaos-jeans-sepatu ket plus tas gendong, bukan tas jinjing ala mbak2 kampus yang kaya di TV. Pake kemeja cuma pas praktikum doang, gak betah itu juga (haha). Yaa..faktor lingkungan juga kalii ya. Secara temen2 di kampus emang sebagian besar cowok, dan sejarahnya yaa memang cowok-cowok teknik rada selengeean masalah penampilan, yang penting asik, yang penting nyaman, naah kebawa juga diriku. Wookkeee banget nggak sih! Hehe.
Sampe tadi pagi pun aku masih nyaman-nyaman aja untuk tetep bertahan dengan kondisi begitu.

Naaaaahhh, tadi siang, iseng-iseng liat foto temen2 cewe di FB ku.
Buseett deh, ngerasa paling kucel dan ga keurus . Kok mereka pada tambah cantik-cantik gitu yaa?? Trus abis itu ngaca tuh. Ini mata item dan suka berkantong, apalagi klo kuliah normal, begadang seminggu yang menyebabkan tidak tidur dan tidak mandi, hajar ajaaa teroosss… gak peduli lagi sama penampilan kaya gimana, bentuk muka udah kaya apa, yang penting tugas kelar dan bisa lanjut buat tugas berikutnya. Hoooaah.

Lanjut.
Yak. Jadi gitu. Liat cewek-cewek pada umumnya yang pake gaun-gaun lucu, baju-baju cewek yang modis-modis gitu, high heels, dan perangkat cewe yang lain2, ketata banget deh pokoknya.. menjadi cewek sepenuhnya dan semestinya.. halaaah.
Temen-temen kampus sering bilang sih, “ayoo dong vi rambut nya di macem2in” (secara rambut ku ga pernah diiket ato di apa2in :P). ato, “pake sepatu cewek doong,vi! Pengen liat viani pake sepatu2 cewek ato baju2 cewek.” Nah lhooo…
Bukan gak mau untuk lebih perhatiin penampilan dengan ngurusin ini itu ala cewek, dengan aksesoris cewek yang lucu-lucu, tapi yaaa itu lhooo.. bahasa jawanya, “gak kober”, “gak telaten”. Gak telaten banget untuk ngurus hal-hal begitu. Kenapa yaa?? Ada yang bisa bantu?? Hmm. Jawabanku sih (menjawab pertanyaan yang diajukan diri sendiri. gila nomor 3 :p), karena emang kaos-jeans lebih flexible, lebih simple, ga ribet, ga ruwet, dan emang enak dipake. Tapi yaa pengen juga sih pake kemeja2, rok (Mungkinkah?? :o), ato padu padan tank top sama rompi ato cardigan, trus di tambah aksesoris lucu-lucu plus sepatu-sepatu cewek.. aiiihh..ada-ada aja sih. Haha.
So far, masih nyaman kok dengan penampilan ala aku sehari-hari. Sama sekali nggak pengen buat rubah total penampilan kaya temen2 cewek pada umumnya, cuma pengen sharing aja klo aku juga pengen lhoo bisa keluar dengan penampilan kaya gitu (hehe. Kasiannya..). gimana pun kan aku cewek, pengen mauu dongg pake yang pink-pink gimaanaa gituuu (aiiihhh… hahaha).

Yasudlaa.. ini sharing aja. Intinya sih, mo dandan kaya cewek ato nggak, kodrat ku sebagai cewek kan tetep ga bisa diilangin. Hoho. Bakal ada waktu nya aku berdandan dan berpenampilan ala cewek yang mengurus diri dan peduli sama outside nya aku. ;) (*Ting!)

Yang penting asik, yang penting nyaman. ;)

aku kan juga cewek

by on January 03, 2010
Mmmm. Hehehe. Sebenernya nggak tau apa yang terjadi sama diriku sendiri, tapi kok sekarang jadi mulai ada perhatian sama penampilan ya?? ...
Hiyaaa…

Lama sudah nggak bermanja-manja dengan kata dan romansanya (halaah….)
Sangat sibuk beberapa minggu bahkan bulan ke belakang. Sampe rasanya terkurung dalam hal yang itu-itu saja. Sibuk urus ini itu, sampe jarang mandi, jarang pulang ke rumah, jarang tidur, dan jarang bisa melakukan hal-hal yang sangat diinginkan untuk dilakukan.
Tapi sekarang, sebagian beban sudah lepas! (yeeeey!!). Tugas akhir praktikum yang menyita seluruh waktu dan dunia, juga ujian akhir praktikum yang nggak pernah membiarkan hati buat tenang sejenak, semuanya sudah KELAR! :D Bukan berarti bebas lepas lhoo yaa, UAS masi ada minggu depan (hiks. hiks. Alay MODE:ON) Nggak bisa bilang apa-apa selain “NIKMATI SAJA!”

Mungkin judul yang lebih tepat untuk ini adalah “Curhat” kalii ya, bukan “Kangen”. Hahaha.

Dari sekian banyak hal-hal mengesalkan dan menyenangkan yang kemarin-kemarin aku lewatin dengan setengah idup, masing-masing punya caranya sendiri untuk membuat kita melek terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan, terhadap harga tiap detik waktu, dan betapa pentingnya perjuangan pantang menyerah buat selesaikan suatu hal , walaupun ujung-ujungnya nggak kelar-kelar.
Ketika semua yang ada disekitar kita ‘cape’, kita nggak bisa menuntut banyak hal dari pelaku tersebut. Nggak heran egois dan nggak mau tau orang lain muncul dimana-mana dalam keadaan kaya begitu. Pelajaran penting pertama yang saya dapet, JANGAN BERANI MACEM-MACEM sama orang yang dalam keadaan ‘CAPE’, cape dalam makna implisit atopun eksplisit.

Lingkungan bukan main hebatnya. Cari lingkunganmu dan berkubang di dalamnya. Jangan setengah-setengah, jangan takut untuk ambil resiko dan kerugian dalam lingkungan itu. Ada hal berharga banget yang membuat ego aku meletek disitu, bahwa lingkungan kita bakal membalas dengan hal yang jauh lebih berharga ketika kita berbuat baik sama mereka. Bener lhoo..

Aku belajar banyak tentang solidaritas, tentang saling mengerti, tentang gimana seharusnya hubungan professional antara teman dan rekan kerja. Sumpah, berharga banget bisa nemuin banyak kaya begitu. Professional didikan moral, yang nggak bisa diartiin hanya untuk artian formal kawan dan rekan kerja. Sama sekali bukan satu definisi, tapi banyak banget cabang maksudnya. Arti yang sangat berharga dari rasa saling memiliki, sehingga nggak lagi masalah itung-itungan dan pamer kebaikan, tapi murni saling memberi dan ngejaga satu sama lain.

Ada banyak cerita sebenernya, tapi biarlah selebihnya jadi kisah klasik antara aku dan diriku dulu, suatu saat ketika sudah meluap-luap, pasti akan diluapkan juga (halaaaah…)

Ketika RASA SALING MEMILIKI menjadi landasan dalam tiap hal yang dilakukan, bagaimana pun keadaannya, kekurangan dan perbedaan nggak akan cukup kuat untuk mengusik simpul ikatan antara satu dan yang lainnya.

kangen-kangenan :)

by on January 03, 2010
Hiyaaa… Lama sudah nggak bermanja-manja dengan kata dan romansanya (halaah….) Sangat sibuk beberapa minggu bahkan bulan ke belakang. Samp...

My Blog List