Diana, kekasihku, pukul 01.00 dini hari duduk gagah di tembok pendek kaki lima Masjid Atta’awun. Menyendok roti tawar dalam sebuah mangkuk sekoteng setelah berkali-kali menolak pesan. Aroma jahe kuah sekoteng dengan sengaja lewat persis samping hidungnya.

Diana, Diana, kekasihku, luluh jua seketika.

 

Hari itu Diana terlalu bahagia. Diana lupa alasan kenapa selalu ragu memberi ‘iya’ pada sekoteng. Rumor beredar, roti tawar abang sekoten adalah roti tawar kadaluarsa yang dipotong dadu. Tapi lupa tinggallah lupa. Ususnya kini mulai mencerna roti tawar, bersamaan dengan jahe dalam kuah sekoteng, kacang dalam ronde, dan sedikit kotoran tangan abang sekoteng.

 

Diana, Diana, kekasihku, merajuk mencari gelato pukul 02.30 dini hari.

Lain hari, ku bawa kau keliling Indonesia. Ku pertemukan dengan langit gelap berisi jutaan bintang. Tanpa sekoteng, tanpa gelato, tanpa penyesalan.

Satu-satunya yang akan kau minta hanyalah Indomie. Dan aku.

Karena tanpa aku, kau takkan bisa membuat Indomie. Indomienya ku simpan di ranselku.

Sekarang jangan menyesal. Aku biasa di tempat biasa.


Cerita Sekoteng

by on June 24, 2021
Diana, kekasihku, pukul 01.00 dini hari duduk gagah di tembok pendek kaki lima Masjid Atta’awun. Menyendok roti tawar dalam sebuah mangkuk s...

My Blog List