Kakek-kakek Cina

Seorang bapak, atau boleh juga disebut kakek, menyebrang di jalanan besar yang ruwet dengan lalu lalang kendaraan, sendirian tanpa dibantu siapapun.
Tangannya diam di samping kanan kiri badannya, hanya matanya yang bicara, “Hey..pelan-pelan. Aku Kakek Tua mau lewaat sebentar..”.
Rambutnya putih semua. Dengan kemeja putih bergaris, celana kain warna krem, dan sepatu santai warna coklat.
Kulitnya putih keriput, matanya sipit, bisa dipastikan dia orang tionghoa.
Saya berhenti waktu kakek itu mulai jalan di depan kendaraan saya.
Matanya sayu. Dahi sama pipinya keriput.

Hmm. Dulu di zamannya, pasti banyak perempuan yang suka kakek itu.
Kakek itu mungkin dulu ABG yang suka tebar pesona di depan temen-temen perempuannya. Ato..dulu kakek itu pahlawan, entah pahlawan apa dan ngebela siapa. Ato mungkin juga, kakek itu punya istri yang cantik, yang menikah dengan baju pengantin serba putih, dan selalu gandeng tangan istrinya ketika jalan-jalan, belanja, ato muter-muter di mall.

Loh kok bisa berpikiran kaya begitu?
Haha.
Nggak tau juga yaa.. kakek itu inspiring banget :)
Entah apa yang bikin menarik, tapi beliau punya wibawa. Dan wibawanya beliau yang berhasil menarik saya buat terus berpikir dan melanjutkan narasi ala saya tentang beliau.
Hahaha.

*ati-ati yaa kakek cina yang putih yang sipit :)

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List