aku, hujan, dan ..

Langit berangsur gelap.
Aku mulai khawatir. Apa aku akan bisa?
Ku rogoh kantong celanaku, hanya tinggal 5 ribu.
Baiklah, aku nekad.

Kali ini tekad ku kuat. Aku BENAR-BENAR INGIN dan aku akan BENAR-BENAR KEJAR!
Aku harus mulai berangkat, apapun yang terjadi. Tak peduli langit gelap, hujan sebesar apapun atau terjadi badai sekalipun, aku akan tetap berangkat. Aku harus tetap berangkat.

Jaket tebal sudah menempel di tubuhku.
Rambut terikat dan tetutup penuh oleh helm.
Kencangkan tali sepatu kemudian segera tancap gas.
Aku melaju dengan kecepatan cukup kencang. Langit sudah benar-benar gelap, dan titik-titik air mulai menjatuhi kaca helm ku. Aku acuh. Terus aku melaju.

Semakin jauh, angin terasa semakin menyeret ke samping. Berusaha penuh aku stabilkan keadaanku.

Ditengah keadaan yang semakin tidak kondusif, macet panjang terlihat jelas di depan mata. Jalan merayap dan sama sekali tidak bisa saling salip. Kesabaran menunggu ketika berkendara sangat dibutuhkan.

Aku berpacu dengan waktu. Langit benar-benar gelap. Jatuhan rintik air langit menjadi semakin kencang saja. Suara gemuruh tidak berhenti. Rasanya akan hujan lebat, ditambah petir dan angin kencang. Aku pasrah. Tak tau bagaimana nanti. Aku bertaruh untuk satu keinginan. Aku harus segera sampai.

Jalanan hari ini benar-benar tidak memihakku. Tiupan angin sangat kencang, aku harus berjalan pelan, benar-benar pelan untuk tetap seimbang.
Turun dari jalan layang, hujan yang lumayan lebat menjabat tangan tubuhku.
Aku mulai kalap. Agh. Kenapa harus hujan dulu?! Aku belum sampai!

Di bawah sebuah pohon besar aku berhenti sejenak. Aku perhatikan sekitar, manusia kacau takut kehujanan. Daun-daun bergerak cepat. Dahan pohon rasanya mau jatuh. Ah. Sudah. Aku hanya ingin pastikan keadaan laptop sudah aman di dalam ransel.
Aku pastikan diriku bahwa aku akan baik saja.
Tak lama, motor kembali melaju.
Aku menerjang hujan. Menerjang kubangan air kotor. Diiringi selang-seling suara petir dan tumpahan air langit.
Celana dan jaket mulai terasa berat terisi air.
Motor terus ku pacu.

Jarak semakin dekat dan hujan mulai bersahabat. Semakin lama semakin kecil butirannya.
Di suatu perempatan aku berbelok. Semakin dekat dan semakin aku girang.
Yaa.. sudah di depan mata!
ini yang sedari tadi aku kejar! Yang dengan penuh perjuangan untuk aku dapatkan!
Segera aku turun dari motor, tak peduli walaupun hujan kembali menggila.
Ini yang aku perjuangkan!

Tanpa berlama-lama, aku hampiri sosok yang berdiri di depan sebuah gerobak dorong sederhana,
“Mang. Batagor nya 3 ribu ya!” kataku sambil senyum.
Tidak begitu lama, dia berikan bungkusan batagor yang aku pesan.
“Makasiih..” Aku tersenyum senang.
Dan aku pulang. :D

Hahahaha..

5 comments:

  1. hahaaha, saya pikir apa, ternyata beli batagor haha. bagus mbak Viani :)
    salam kenal dari saya

    ReplyDelete
  2. trima kasih mas jemiro.. hehehe.
    salam kenal :)

    ReplyDelete
  3. hehe, salam kenal juga mbak vian selalu di hati :)
    maph baru bisa mampir lagi :)

    ReplyDelete
  4. iyaa... nggak papa
    thx lhoo udah mampir :)

    ReplyDelete
  5. iyaa... nggak papa
    thx lhoo udah mampir :)

    ReplyDelete

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List