Kebenaran bukan hanya milik kita

”Kita, dengan berbagai keinginan kita yang saling bertentangan, merasa bahwa kebenaran adalah milik kita. Keadilan adalah pelindung kita. Dan di luar kita, semuanya tidak benar dan tidak adil. Setidak-tidaknya kurang benar dan kurang adil
Ada sesuatu yang sudah di hapus dengan hampir semena-mena, hanya untuk membenarkan sebuah kesimpulan besar.” –BOR, Putu Wijaya-

Setelah buka-buka folder tulisan lama, nemuin saduran tulisan Putu Wijaya yang itu tuh (baca paragraf pertama!).
Beberapa hari lalu, saya sempet ngerasa galau – gelisah menunggu disini gitu deh.. –??! apa sich...-
Keyakinan dasar seorang egois yang dari dulu nempel ga mau ilang, ’i am right, and u are wrong’. karena saking ‘keukeuh’ nya, saya jadi uring-uringan sendiri, nggak jauh sama orang yang kebakaran jenggot.

Sering kali kita nggak sadar atau pura-pura lupa dengan tingkah laku dan kesalahan diri sendiri. Sibuk ngurusin kesalahan orang lain, sibuk cari-cari kurangnya orang lain, tanpa mau introspeksi sama diri sendiri. Masa iya harus bawa-bawa kaca besar kemana-mana?

Itu yang terjadi sama diri saya kemarin-kemarin.
Seakan-akan mata saya ditutup untuk liat gimana sikap saya waktu itu.
Ngerasa bahwa saya yang paling bener, paling menderita, dan paling-paling yang lain, sampe pada akhirnya saya sadar, kelakuan saya sudah menyakiti orang lain.
Konklusi yang ada pada saat itu hanya berdasarkan spekulasi saya.
Sangat nggak adil memang. Mungkin nggak dewasa juga kalo melirik ke umur saya. Tapi waktu itu ’bawaan jiwa’ dan ’keadaan alam’nya sangat mendukung, tambah jadilah saya.

Salah seorang temen saya pernah bilang, ”Kalo ada masalah, jangan liat hanya dari satu sudut pandang, minimal 2 sudut pandang, sudut pandang kamu dan sudut pandang dia.”
Sip. Dalam keadaan emosi normal, hal itu sangat amat bener sekali banget. Tapi lagi-lagi, keadaan di lapangan nggak selalu selaras sama mudahnya teori.

Membuat kesimpulan besar dan benar, tanpa menghapus nilai moral yang mulai terlupakan, tetap adil walau bertentangan, dan tidak merasa bahwa kebenaran adalah milik perseorangan,
susah memang, tapi bukan berarti nggak mungkin untuk dilakukan.. 
(9 kata terakhir, taken from Agustinus Dimas, 2008).
.

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List