Radioaktif

Yang paling menyakitkan adalah ketika menyadari bahwa sebenarnya kita secara sadar sudah menyakiti orang lain

Ada nilai yang tinggi di atas rasa memiliki. Dimana komitmen dan janji menjadi bukan berarti ‘ya’ atau ‘tidak’. Sampai kapanpun komitmen nggak pernah pake alasan, selama ada alasan, berarti nggak ada komitmen. Saya masih meraba-raba, bagaimana memulai dan bertindak. Di saat kita mulai berjibaku dan akhirnya terbelenggu dalam suatu kubangan yang memerangkap kita, biasanya di titik itulah kita baru akan berkata, ‘saya telah menjadi inti yang tidak stabil sehingga memancarkan sinar radioaktif yang meluluhlantakkan kehidupan orang-orang terdekat saya’.

Ada sebuah ekspektasi yang seringkali terpikirkan oleh orang-orang sok benar dan sok arif seperti saya. Kebenaran adalah arah yang menakjubkan darimanapun dia menjadi topik. Kebenaran memberikan arogansi dan siksaan dengan anggapan ‘saya memiliki kebenaran, oleh karena itu orang lain pasti salah’. Dan dengan kearifan salah kaprah dengan anggapan berlebihan bahwa realitas sifat kebenaran perseptual yang beredar adalah berbeda dan itu sangat wajar terjadi.

Kali ini saya mengedepankan keyakinan daripada logika, saya mencoba mengorek kebenaran yang selama ini mungkin tertutup (atau sengaja ditutupi) oleh tameng bahasa yang ternyata menjadi ensiklopedi kebodohan yang berbahaya,

MAAF UNTUK YANG TERSAKITI

Saya terlalu takut untuk bicara lebih banyak. Semoga ketidaksempurnaan ini menjadi bukti bahwa saya adalah manusia sempurna dan menjadi nostalgia ketika kelak seseorang berkata,
"aku masih ingat ketika semuanya berubah. Ketika dia mengkhianati dan menyakiti perasaanku, ketika dia memberiku pelajaran yang paling penting dalam hidupku.."

Jika perahumu sudah menepi, kita bicara tentang cinta dan masa lalu..

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List