Dilema

Dimana pujian hanya kiasan, dan kemenangan bukan janji.

Apa yang harus dilakukan sekarang?
Di batasi waktu, ketahanan, dan keadaan.
Banyak hal bisa terjadi. Dan yang paling di takutkan saat ini adalah tergelincir dan jatuh.
Perlu teknik kehati-hatian tingkat tinggi!

Balik lagi ke sebuah kalimat pendek yang medannya sangat besar, ’hidup itu tidak matematis’.
Dengan munculnya kalimat di atas itu, bukan nggak mungkin kita berpikir semua akan jadi sia-sia.
Kenapa? Karena toh semua akan balik lagi ke yang mengatur.
Tapi dengan adanya kalimat itu juga, kita sadar kalo semua punya kesempatan menang yang begitu saja. Itu keberuntungan. Dan tiap orang punya jatah masing-masing dalam hal itu.

Bukan pasrah. Tapi makin hari, makin nggak berdaya rasanya.
Apa memang begini rasanya jadi orang dewasa?

Bingung, bingung, dan bingung.
Kata tanteku, bingung = entahlah, dan bingung ekuivalen dengan terserah.
Aku, setuju dengan bingung = entahlah. Tapi bingung ≠ terserah.
Sekarang, bingung. Tapi nggak mau semuanya jadi terserah.
-Tante. Gimana caranya?-

*saat gembira, sedih, takut, panik, gelisah, nggak tenang, kacau, galau, dan bingung stadium 4 teraduk jadi satu.

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List