Stop Denying, Start Admitting

Setiap manusia di dunia,
pasti punya kesalahan,
tapi hanya yang pemberani,
yang mau mengakui 

Waktu lagi salah dan dapat permintaan maaf;
rasanya lebih nyesek daripada dipukulin;
di waktu itulah kamu sedang kalah sekalah-kalahnya.

Saya nggak ingat kapan terakhir kali saya minta maaf dengan tulus, tapi saya masih ingat dengan baik beberapa waktu yang saya habiskan untuk menjelaskan ‘kenapa saya tidak salah’.

Kalo udah mau yaudah semau-mau.
Manusia adalah mahluk logis yang paling nggak logis kalo lagi pake hati.
Yang paling menyebalkan adalah debat sama orang yang merasa nggak pernah salah.
Dan yang paling sia-sia adalah mengulanginya lagi dan lagi.

Saat kamu salah tapi tetap merasa benar, nggak kunjung minta maaf, masih bisa dengan tenang nunggu orang lain buat ngenakin dan atau minta maaf duluan, dan setelah begitu menyebalkannya kamu ternyata masih juga ada orang yang mau melakukan itu buatmu; bersyukurlah. Barangkali satu-satunya alasan Tuhan menciptakan orang itu adalah untuk membuatmu belajar.

Nggak ada satupun yang serta-merta suka dan mengajukan diri untuk disalahin.
Nggak ada satupun yang rela diperlakukan nggak layak waktu berniat baik.
Pada akhirnya ketika orang-orang ini muncul dengan “maaf, saya salah,”
mereka hanya menujukkan sejauh apa jarakmu dari titik terujung jari kaki mereka.
Dan harusnya kamu malu.

Memperlakukan segala jenis orang dengan baik nggak lantas menjadikan kamu setuju, setipe, segolongan, atau se-segala apapun yang kamu pikirikan dengan orang yang kamu perlakukan secara baik.
Caramu memperlakukan orang lain hanya akan menunjukkan siapa kamu sebenarnya dan sejauh mana kamu menghargai dirimu sendiri.
Ya sekali-kali nyebelin boleh sih, iseng juga boleh, asal jangan PHP. Duh sakit.

I'm gonna swallow my pride 
Say I'm sorry
Stop pointing fingers
The blame is on me 

Dimulai dari sekarang, belajarlah lebih mudah mengakui kesalahan.
Ngakuin salah bukan berarti nggak berhak argue, bukan juga membatasi konfirmasi, bukan mempertajam garis ‘siapa salah siapa benar’, tapi untuk lebih jujur sama diri sendiri.
Cuma Tuhan dan dirimu sendiri yang tau soal niat dan apapun yang sebenarnya terjadi,  itulah kenapa kita harus jujur.
Sembari itu, berdoalah semoga Tuhan selalu baik dengan merahasiakan segala burukmu dari orang lain; semata-mata untuk memberimu waktu berpikir dan menyelamatkan kamu.

Barangkali yang penting buat manusia bukan salah atau nggak salahnya,
tapi harga diri.
Lalu buat apa harga diri kalo palsu?
Buat gaya-gayaan.

“Maaf, saya salah,” tiga kata yang ternyata punya bobot lebih berat dibanding ratusan, ribuan, jutaan kata – uang – dan tenaga yang harus dikeluarkan untuk menjelaskan perkara kamu benar dan tidak salah.
Berpikirlah maka kamu akan belajar.
Because the best way to learn your mistakes is to admit it.
And sometimes, peace is better than being right.

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List