Malam di Kota
Aku menemukan secuil sudut pandang berbeda dari kehidupan kota ini. Aku berjalan-jalan sendiri, menikmati pemandangan malam jalanan kota yang sebelumnya belum pernah aku lihat. Sekarang, tepat pukul 00.30. Diluar sini semuanya berbeda. Inilah kehidupan yang sesungguhnya. Keras, penuh ancaman, puncak bahaya jika tak waspada.
Aku berhenti dan duduk di sebuah trotoar pinggir jalan. Aku amati semua yang terjadi di depan mataku. Sekelompok anak muda yang mengemudikan mobil sambil mabuk. Mobil itu jalan semaunya, seperti tak punya arah. Ku tebak, mereka pasti baru saja pulang berjoged di suatu tempat yang berisik dan lampunya kedap-kedip, mereka bilang itu clubbing. Ah, orang-orang tak jelas. Membuang uang hanya untuk berjoget dan menjadi tak waras setelah minum minuman keras. Apa untungnya?
Ku alihkan pandangan. Bola mataku diam terpaku melihat sebuah warung kopi kecil di seberang jalan sana. Aku tertarik. Mereka tampak serius dengan kartu gaple nya masing-masing sambil sesekali menyeruput kopi kental yang pastinya sudah tidak panas lagi. Setelah kartu di lempar, ada yang tertawa keras, dan ada juga yang menekuk wajahnya. Klise. Sebuah pemandangan yang mudah di jumpai di Indonesia setiap saat. Mereka hanya bergantung pada dewi fortuna nya. Untung jika nasib sedang baik, dan rugi terus-menerus jika nasib buruk tak kunjung mau pergi meninggalkan. Itulah dinamika hidup. Kadang, kita harus berani bertaruh, walaupun hasilnya tak pasti. Hidup adalah tantangan yang harus kita hadapi, walaupun kadang hanya dengan modal nekat.
Aku beranjak dari tempat dudukku. Berjalan mengikuti kemana kaki ingin pergi. Aku menikmati tiap sudut kota ini. Bangunan-bangunan indah yang bernilai seni tinggi berhiaskan cahaya lampu warna-warni seakan lebih hidup dan menceritakan kisahnya masing-masing. Kota ini semakin indah jika malam. Lampu-lampu hias kota yang berkedap-kedip warna-warni menghasilkan sebuah panorama malam yang indah. Dan suasana malam ini semakin dipercantik oleh sang dewi malam yang menampilkan segala pesonanya, bulan bundar itu tampak lebih terang dari biasanya. Aku menikmati semua ini. Benar-benar menikmati.
Aku berjalan ke arah pertokoan. Agak sepi disini. Tak terlalu banyak lampu.
Langkah ku mendadak berhenti ketika melihat banyak orang yang berlari sambil berteriak “maling!!!!”. Rupanya malam ini adalah malam yang buruk untuk si maling. Hanya ada dua kemungkinan untuknya, lolos dan bisa makan, atau tertangkap, babak belur, dan menikmati hunian gratis di penjara.
Aku tak terlalu ambil pusing dengan hal seperti itu. Itu hal yang biasa terjadi di kota besar. Aku tak mau ikut campur.
Kaki ini kembali membawaku berjalan. Menikmati seni kehidupan malam yang indah dan tak ada aturan.
Belum jauh berjalan, aku melihat sebuah pemandangan yang miris.Di depan sana, puluhan gelandangan tidur nyenyak di emperan toko. Mereka banyak sekali. Tidur berdesakan. Hanya beralas koran dan selimut karung. Aku lebih mendekat. Sambil berjalan, aku amati wajah mereka. Tergambar jelas wajah-wajah kelelahan. Mereka berjuang untuk bertahan hidup, tak mau kalah dengan kerasnya cambukan kehidupan. Mereka adalah penantang kehidupan, mengarungi lautan hidup dengan jutaan kemungkinan, selamat atau tenggelam karena tak kuat menahan badai. Jujur, aku kagum. Tak banyak orang yang bisa bertahan dengan keadaan seperti ini. Tapi aku percaya, Tuhan tidak diam. Tuhan punya rencana lain untuk mereka yang tak dapat di jangkau logika manusia.
Sisi kehidupan malam tak selalu buruk untuk di ungkap. Kepingan mozaik hidup yang tak selalu bisa di kumpulkan ketika siang, dimana orang sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa sempat mengambil makna berharga dari sebuah keadaan. Malam ini indah. Terasa sangat indah untukku. Di bawah langit malam, aku belajar tentang hidup. Tak selalu menyenangkan. Ada bahagia, sedih, takut, dan semuanya. Hidup adalah misteri. Tak bisa di duga-duga. Kita hanya harus banyak belajar dan lebih siap untuk menyingkap makna yang tak pernah tersurat, tapi tersirat.
Malam ini indah. Benar-benar indah. Dan aku menikmatinya.
Aku berhenti dan duduk di sebuah trotoar pinggir jalan. Aku amati semua yang terjadi di depan mataku. Sekelompok anak muda yang mengemudikan mobil sambil mabuk. Mobil itu jalan semaunya, seperti tak punya arah. Ku tebak, mereka pasti baru saja pulang berjoged di suatu tempat yang berisik dan lampunya kedap-kedip, mereka bilang itu clubbing. Ah, orang-orang tak jelas. Membuang uang hanya untuk berjoget dan menjadi tak waras setelah minum minuman keras. Apa untungnya?
Ku alihkan pandangan. Bola mataku diam terpaku melihat sebuah warung kopi kecil di seberang jalan sana. Aku tertarik. Mereka tampak serius dengan kartu gaple nya masing-masing sambil sesekali menyeruput kopi kental yang pastinya sudah tidak panas lagi. Setelah kartu di lempar, ada yang tertawa keras, dan ada juga yang menekuk wajahnya. Klise. Sebuah pemandangan yang mudah di jumpai di Indonesia setiap saat. Mereka hanya bergantung pada dewi fortuna nya. Untung jika nasib sedang baik, dan rugi terus-menerus jika nasib buruk tak kunjung mau pergi meninggalkan. Itulah dinamika hidup. Kadang, kita harus berani bertaruh, walaupun hasilnya tak pasti. Hidup adalah tantangan yang harus kita hadapi, walaupun kadang hanya dengan modal nekat.
Aku beranjak dari tempat dudukku. Berjalan mengikuti kemana kaki ingin pergi. Aku menikmati tiap sudut kota ini. Bangunan-bangunan indah yang bernilai seni tinggi berhiaskan cahaya lampu warna-warni seakan lebih hidup dan menceritakan kisahnya masing-masing. Kota ini semakin indah jika malam. Lampu-lampu hias kota yang berkedap-kedip warna-warni menghasilkan sebuah panorama malam yang indah. Dan suasana malam ini semakin dipercantik oleh sang dewi malam yang menampilkan segala pesonanya, bulan bundar itu tampak lebih terang dari biasanya. Aku menikmati semua ini. Benar-benar menikmati.
Aku berjalan ke arah pertokoan. Agak sepi disini. Tak terlalu banyak lampu.
Langkah ku mendadak berhenti ketika melihat banyak orang yang berlari sambil berteriak “maling!!!!”. Rupanya malam ini adalah malam yang buruk untuk si maling. Hanya ada dua kemungkinan untuknya, lolos dan bisa makan, atau tertangkap, babak belur, dan menikmati hunian gratis di penjara.
Aku tak terlalu ambil pusing dengan hal seperti itu. Itu hal yang biasa terjadi di kota besar. Aku tak mau ikut campur.
Kaki ini kembali membawaku berjalan. Menikmati seni kehidupan malam yang indah dan tak ada aturan.
Belum jauh berjalan, aku melihat sebuah pemandangan yang miris.Di depan sana, puluhan gelandangan tidur nyenyak di emperan toko. Mereka banyak sekali. Tidur berdesakan. Hanya beralas koran dan selimut karung. Aku lebih mendekat. Sambil berjalan, aku amati wajah mereka. Tergambar jelas wajah-wajah kelelahan. Mereka berjuang untuk bertahan hidup, tak mau kalah dengan kerasnya cambukan kehidupan. Mereka adalah penantang kehidupan, mengarungi lautan hidup dengan jutaan kemungkinan, selamat atau tenggelam karena tak kuat menahan badai. Jujur, aku kagum. Tak banyak orang yang bisa bertahan dengan keadaan seperti ini. Tapi aku percaya, Tuhan tidak diam. Tuhan punya rencana lain untuk mereka yang tak dapat di jangkau logika manusia.
Sisi kehidupan malam tak selalu buruk untuk di ungkap. Kepingan mozaik hidup yang tak selalu bisa di kumpulkan ketika siang, dimana orang sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa sempat mengambil makna berharga dari sebuah keadaan. Malam ini indah. Terasa sangat indah untukku. Di bawah langit malam, aku belajar tentang hidup. Tak selalu menyenangkan. Ada bahagia, sedih, takut, dan semuanya. Hidup adalah misteri. Tak bisa di duga-duga. Kita hanya harus banyak belajar dan lebih siap untuk menyingkap makna yang tak pernah tersurat, tapi tersirat.
Malam ini indah. Benar-benar indah. Dan aku menikmatinya.
No comments:
Post a Comment
Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)