Seragam
Jika pada dasarnya manusia berbeda satu dengan lainnya, kenapa mesti seragam pada akhirnya?
Saya mungkin jadi satu pembaca buku-buku self help yang nggak akan
lulus jika ada ujiannya.
Menurut saya, buku-buku self help adalah buku-buku paling damai
sedunia. Di dalamnya bertaburan cerita soal betapa mudahnya mengalahkan diri
sendiri, bahagianya ikhlas, dan damainya hidup berdampingan meski banyak
perbedaan, kurang lebih begitu; hingga saya lupa bahwa dalam kehidupan
sebenarnya, yang akan saya temui adalah beragam manusia yang belum tentu mengaplikasikan
prinsip-prinsip yang indah dan mengindahkan, sebagaimana teori-teori yang saya
agungkan.
Suatu kala, saya mengambil keputusan berani menyangkut hidup saya.
Hati nurani seringkali nggak bisa diam saat apa yang saya yakini
benar harus kalah atau tidak tersampaikan demi sekedar menyenangkan orang lain.
Jika pada dasarnya manusia adalah berbeda, kenapa seringkali kita dituntut
untuk punya dan setuju dengan 1 pemikiran mayoritas?
Dan kenapa seseorang (atau sekumpulan orang) jadi merasa berhak
menghakimi orang lain yang menyuarakan sesuatu dari perspektif yang berbeda?
Dan jika manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, apakah
diam adalah upaya penyesuaian paling baik demi keselamatan diri sendiri?
Dan apakah tujuan hidup manusia semata-mata untuk menyelamatkan diri
dari manusia lainnya?
Atas nama diri sendiri, saya akan menerima konsekuensi dari suara yang
saya yakini. Orang dengan pemikiran (yang saya anggap) sempit nggak masuk dalam
hitungan saya. Saya ingin mereka tahu, yang mereka lakukan atau akan lakukan
kepada saya adalah sia-sia.
Tapi demi orang-orang yang saya cinta dan yang cinta kepada saya, mungkin
saya akan mulai mengikhlaskan pecahnya perang batin dalam diri saya dan meredamnya
meski dengan tergopoh-gopoh.
Dan saya jadi terlalu
nyaman dengan kondisi sendirian.
Free dari ngejudge dan
dijudge orang.
Bahagia, bukan?
Lalu apakah yang membuat saya nggak akan lulus dari ujian buku-buku self
help?
Saya belum kunjung bisa menerima orang yang nggak bisa menerima perbedaan.
Dan sesungguhnya, pribadi yang nggak bisa menerima orang yang nggak bisa menerima adalah serupa.
Dan sesungguhnya, pribadi yang nggak bisa menerima orang yang nggak bisa menerima adalah serupa.
No comments:
Post a Comment
Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)