Kumpulan mood random dan text yang ada di kepala. Kadang
cukup dirasain lalu hilang; kadang perlu dikeluarin biar lega. Inilah tulisan
yang ‘masa iya hampir 30 tahun isinya beginian’.
2 Juli 2021
Berangkat kerja di waktu matahari sudah tinggi,
di jam paling siang seumur hidup, 06.50 baru nyalain mobil. Jalanan yang biasanya
baru masuk tol aja udah berhenti, hari itu kosong melompong membahagiakan.
Terima kasih karyawan-karyawati DKI yang berbahagia kerja di rumah saja. Jalanannya
buatku semua.
Buka Spotify dan asal pilih playlist dengan
keyword ‘Friday’.
“You’re insecure. Don’t know what for”
One Direction sampai keluar Tol Jatikarya. Aku
bahagianya nggak ada dua. Nyanyi teriak-teriak dengan joget seadanya.
5 Juli 2021
Siang ini kondisi di luar kelihatan cukup panas
walaupun kayaknya nggak panas-panas amat.
Baru banget melangkah keluar dari kamar
mandi, lihat jendela, kena semilir angin AC, dan berpikir, “Duh senikmat ini
hidup gue.” Liat kasur rasanya enak banget buat bobo siang.
“Abis solat bikin
kopi sambil main The Sims enak nih.”
Dari sekian banyak hal yang dikuatirkan saat
ini, kufur nikmat sih kalo nggak bersyukur. Baru di titik ini makin merasa
nggak butuh main keluar, entah karena kelamaan di rumah atau memang butuhnya
sudah berubah.
Salah satu yang paling signifikan adalah nggak merasa butuh ke toko kopi. Mau apa? Kopi paling enak (ye menurut gue), bisa bikin
sendiri. Justru kadang ngopi di luar rasanya malah kayak “Duh, kurang creamy lagi.
Duh ketipisan. Duh keaseman.” Dan sebagainya.
Mau nge-teh buat variasi? Teh paling sehat
dengan rasa paling enak, aku punya! White tea? Green tea? Yang diblend pake
bunga? Pake buah? Ada, tinggal seduh.
Atau matcha? Duh, aku bahkan beli yang
ceremonial grade. Lebih authentic dibanding matcha yang dipake di toko kopi
pada umumnya. Campuran susu, ada. Mau dicampur keju? Bisa.
Kurang apa coba hidup per-kopi-an gue?
Kabar gembira, masak juga bisa! Sayur pasti ada
stock, udah diprepare sekalian malah, tinggal pilih di kulkas. Mau yang cepet, dibuat sayur bening atau pake bumbu racik? Oh, atau pake bumbu pecel? Lengkap.
Nggak mau berkuah? Bentar yah, potong bawang
dulu buat tumisan.
Pengen bakso? Ayam atau sapi? Aku bisa bikin nggak
pake tambahan tepung, tanpa pengawet, ya penyedap masih pake sih, Totole dalam
jumlah wajar.
Digoreng pakai tepung ok juga tapi janganlah, better less minyak. Mentok di air fry bisa sih, cuma aku prefer nggak masak
dari sesuatu yang mentah di air fryer. Setengah mateng oke lah, supaya suhunya max.
100 derajat celcius aja. Protein kena suhu tinggi dan dalam waktu lama bahaya cuy.
Apa? Mau apalagi yang nggak bisa di rumah?
Bahkan belanja sabun, odol, tissue, semuanya bisa dari
Shoope Mart. Tinggal gelinding doang ambil di lobby.
Mungkin sebenarnya manusia memang nggak butuh
banyak. Makan nasi anget dikecapin sama telur
dadar aja udah enak banget.
Oh, barangkali satu-satunya yang manusia butuh
banyak adalah rasa tenang, rasa baik-baik aja, rasa merelakan atas berbagai hal
di luar kendalinya.
Manusia itu kapan nggak nggak tenangnya ya?
Kapan nggak punya kegelisahan, nggak punya ketakutan, nggak punya rasa khawatir
sama dirinya?
Gue nih pasti ilmunya kurang, ngajinya juga,
solatnya juga.
Di Senin siang menjelang sore, mendung nggak, terik
nggak.
Biasa-biasa aja.