Yang Selama Ini Berkecamuk Di Pikiran

Keras kepala mungkin iya, tapi memang untuk hal yang satu ini saya nggak pernah setuju. Ada beberapa hal yang selalu nggak cocok sama pemikiran saya tentang senioritas, lekat banget hubungannya sama organisasi.

Saya nggak pernah bisa mengerti, bagaimanapun alibinya, tentang senioritas. Selalu, kecewa lagi kecewa lagi yang muncul tiap saya berhubungan sama masalah senioritas. Dalam diskusi terbuka misalnya, saya nggak ngerti kenapa junior jadi mendadak sepi dan nggak ada suaranya, apakah kalo ada senior forum berubah jadi forum senior??

Saya terkesan pembangkang dan sangat keras kepala. YA. Saya pembangkang dan keras kepala, untuk hal-hal yang seharusnya benar dan membenarkan yang belum benar (tapi dianggap benar).

Kata-kata yang nggak pernah terlewatkan ketika diskusi masalah senior, “sulit, itu senior”. Loh?? Saya bingung, bener-bener bingung untuk menyikapi orang bermental begini, yang menambah kebingungan saya lagi adalah sangat banyak orang bermental begini.

SENIOR. Sama sekali saya nggak seram sama kata itu. senior itu kan maksudnya yang lebih tua, yang lebih dewasa, yang seharusnya juga bisa lebih bijaksana. Tapi SENIOR ternyata punya arti “abu-abu” yang saya rasa sampe saat ini masih jadi bayang-bayang pekat, senior itu galak, senior itu suka-suka, senior itu nggak mau tau, dan bla bla bla.  

MIRIS. Tanpa bermaksud untuk merendahkan atau nggak sopan sama senior, saya kecewa sama sebagian besar mereka. Mereka sudah dewasa, tapi dari pemikiran dan tingkah lakunya, jiwanya nggak sedewasa usianya. Banyak pengalaman memang, tapi pengalaman yang sepertinya ditelan mentah-mentah, nggak lagi dimasak dan dipikirkan apakah baik untuk dilanjutkan dan dikembangkan atau lebih baik STOP sampai disitu. Hal yang paling membuat saya mengerutkan dahi, kebijaksanaan yang nilainya nol besar dalam menghadapi sesuatu. SENIOR patut untuk dihormati, untuk dihargai, untuk dijamu, dan lain-lain. YA, MEMANG. Tapi bukan berarti bosnya junior, SALAH. Saya miris banget liat oknum-oknum senior yang kesannya nggak punya aturan, nggak punya sopan santun, nggak bisa menerapkan apa yang diomongkan ke juniornya dan masih sangat banyak lainnya. APAKAH SEPERTI ITU YANG DISEBUT SENIOR?

Beberapa waktu lalu, saking kecewanya saya, saya sempatkan untuk nulis beberapa kalimat di handphone untuk mewakili kecewa saya,
“kenapa senior selalu nggak mengikuti aturan dan malah terkesan tidak punya aturan?! Padahal selama ini mereka yang gembor-gembor masalah aturan. Saya semakin tidak cocok dan sama sekali tidak sejalan dengan INI”

Memang tiap orang punya gaya khas dan cara tersendiri untuk mendidik orang lain di ‘bawah’nya. Kita nggak akan mungkin bisa menyamaratakan tingkah laku dan sifat masing-masing orang. Tujuan mungkin sama, tapi cara, disini yang jadi sumber masalah, apakah cara itu benar atau benar-benar salah.

Di salah satu organisasi, jujur saya mulai risih dan merasakan banyak ketidakcocokan hal antara saya dan cara di dalam suatu system. Awalnya saya semangat, saya harus masuk untuk memperbaiki system, saya pikir semua orang dewasa bisa diajak diskusi dan berpikir dengan cara dewasa, nyatanya NGGAK. Justru lebih sulit untuk mengatur orang dewasa dibanding mengatur mahasiswa baru.

Pernah ada yang bilang ke saya, “terima dan ikuti atau tinggalkan”. Sempet kata-kata itu meracuni pikiran saya. saya pikir, bener juga, terlalu muluk-muluk rasanya untuk mengubah system yang sudah begitu adanya dengan kekuatan seadanya, “hanya rubah yang bisa dan layak di rubah”, saya berpikir dua kali, ini sebagian besar HARUS DIRUBAH, saya harus mulai darimana? Sangat nggak mungkin buat saya untuk mengikuti hal yang saya rasa SALAH BESAR dan nggak patut untuk dilanjutkan. Tapi gimana dengan mengubah system? Itu sama aja dengan merombak Indonesia dan sejarah-sejarahnya.

Dari sekian banyak saya ngedumel, tadi, waktu saya pulang dari kampus ujan-ujanan, saya dapet kesimpulan dari tiap kecocokkan saya ini.
“Tinggalkan, berarti pergi dan lari. Tapi nggak, saya belajar untuk nggak lari dari masalah awal, paling nggak ada sesuatu yang harus berubah jadi lebih baik seiring adanya saya. INI SAATNYA SAYA BERPIKIR BAGAIMANA SAYA MENGHADAPI MEREKA, BUKAN LAGI BAGAIMANA MENGUBAH MEREKA.”

Sulit bukan berarti nggak mungkin. Sekecil apapun perubahan itu, saya akan lakukan untuk menjadikan sesuatu bernilai lebih dari sebelumnya.


*SAYA JUGA SENIOR DAN SAYA BERUSAHA UNTUK MENJADI SENIOR YANG LEBIH BAIK*

No comments:

Post a Comment

Hello there, question/comment/suggestion/feedback are welcomed. Please feel free to get in touch with me through my instagram/twitter/email account ;)

My Blog List